Minggu, 03 Mei 2015

Peranan Perempuan dalam Pembangunan Infrastruktur

Nama                  : Mala Rohima Nursalami
Npm                    : 14212397
Kelas                   : 3ea06

Kota Metro, 5 Februari 2015
Oleh :  Susantie, ST.
Peranan Perempuan dalam Pembangunan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur khususnya di perkotaan harus terus menerus dilakukan, hal ini berkaitan dengan adanya hubungan antara pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya suatu daerah dengan kondisi infrastrukturnya. Di era modernisasi, dengan meningkatnya kompleksitas kehidupan masyarakat perkotaan yang menyangkut berbagai aspek, yang meliputi ekonomi, industri, sosial, budaya dan sebagainya telah mengalami proses transformasi dan perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya pembangunan, salah satunya adalah pembangunan infrastruktur perkotaan.
Sebagaimana dikemukakan oleh para ahli, pembangunan adalah suatu proses perubahan yang dilakukan melalui upaya–upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan Infrastruktur diartikan sebagai segala struktur yang berwujud fisik yang digunakan untuk menopang keberjalanan kegiatan masyarakat sehingga dapat menekan inefisiensi dari aktivitas masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sehingga, dapat dikatakan bahwa pembangunan infrastruktur adalah suatu proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan prasarana fisik/struktur yang digunakan untuk menopang aktivitas masyarakat. Infrastruktur dapat dibedakan menjadi infrastruktur jalan dan jembatan, infrastruktur gedung dan perumahan dan infrastruktur sumber daya air.
Sejak lama, pembangunan infrastruktur didominasi oleh dunia laki-laki. Hal ini terkait pandangan masyarakat bahwa pembangunan infrastruktur berhubungan dengan pekerjaan kasar, buruh bangunan atau kuli bangunan. Dengan semakin berkembangnya dunia pendidikan di Indonesia, semakin banyak perempuan yang menggeluti pendidikan tinggi di bidang Arsitektur dan Teknik Sipil, sehingga pandangan masyarakat bergeser dan mulai memahami bahwa suatu bangunan tidak mengalami proses pembangunannya saja, tetapi mulai dari proses perencanaan desain gambar rencana, Rencana Anggaran Biaya, time schedule, dan lain sebagainya hingga sampai pada proses pengawasan, monitoring dan evaluasi.
Di sinilah perempuan mengambil peranan penting. Sebagai contoh instansi tempat penulis bekerja, sebelum suatu bangunan dikerjakan, apakah itu bangunan jalan, jembatan, gedung, saluran irigasi atau bangunan lain, proses awal dari semua ini adalah kegiatan survey lokasi kegiatan. Survey ini dilakukan untuk mengetahui tempat lokasi bangunan yang akan dibangun, di jalan apa, RT/RW berapa, kelurahannya, sebagai contoh saluran irigasi, para surveyor perempuan terjun langsung ke lapangan mengukur berapa panjang saluran irigasi yang akan dibangun, berapa dalamnya, lebar bangunan yang dibutuhkan, bagaimana peta situasi lokasi apakah dekat atau jauh dari jalan raya sehingga membutuhkan mobilisasi alat dan bahan bangunan, apakah terdapat galian atau timbunan yang harus dikerjakan atau tidak dan lain sebagainya.
Setelah survey awal dilaksanakan, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan Harga Perkiraan Sendiri. Harga Perkiraan Sendiri inilah yang dipakai sebagai acuan pengajuan Rencana Kerja Anggaran untuk disepakati bersama oleh eksekutif dan legislatif. Setelah Anggaran disetujui oleh pihak legislatif bukan berarti peranan perempuan berhenti sampai di sini. Para perempuan di instansi ini akan turut serta bersama rekan kerjanya yang laki-laki untuk memeriksa dan mengasistensi gambar, Engineers Estimate, Rencana Kerja dan Syarat yang dibuat oleh konsultan perencana.
Jika pekerjaan pembangunan telah mulai dilaksanakan, beberapa perempuan di instansi ini akan memulai pekerjaannya sebagai pengawas lapangan, di sini perempuan-perempuan ini akan berbaur dengan buruh bangunan, tukang, dan hiruk pikuk pembangunan konstruksi bangunan. Selain turun langsung untuk mengawasi dan memberi arahan kerja pada para pekerja perusahaan penyedia barang/jasa (kontraktor), para perempuan ini juga memegang peran sebagai wakil pemilik pekerjaan (owner), mereka akan menegur kontraktor yang tidak mengindahkan Rencana Kerja dan Syarat serta kontrak yang telah disepakati, jika teguran mereka tidak diindahkan oleh kontraktor maka akan dibuat laporan tertulis kepada atasan mereka untuk kemudian ditindaklanjuti lebih lanjut.
Selain sebagai pengawas lapangan, peranan perempuan dalam pembangunan infrastruktur ini juga meliputi sebagai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan terlibat dalam Panitia Penerima Hasil Pekerjaan. Seringkali dalam melaksanakan tugas, para perempuan ini mengalami pengalaman buruk, seperti dibentak oleh pekerja kontraktor, di marahi oleh penduduk sekitar lokasi pembangunan karena dianggap lalai dalam tugasnya, dan masih banyak lagi. Namun dengan sisi-sisi kefemininan mereka sebagai perempuan mereka dapat melewati rintangan tersebut. Mereka tak kalah berani dan mampu secara teknis bahkan harus diakui terkadang dari segi ketelitian perempuan jauh lebih unggul dibanding pria.
Selain berkiprah pada instansi pemerintah, banyak juga perempuan yang bekerja sebagai penyedia barang dan jasa, seperti halnya kontraktor atau pun konsultan perencana/pengawas. Mereka cukup profesional dibidangnya. Para kontraktor / konsultan perempuan ini tak kalah gesit dan tegas dalam memimpin pelaksanaan suatu proyek pembangunan infrastruktur atau jasa konsultansi lainnya. Pekerjaan yang cukup berat, bukan penghalang bagi perempuan.
Bagaimana peran perempuan dalam PNPM Mandiri Perkotaan Kota Metro khususnya untuk pembanguan infrastruktur. Peluang  Keterlibatan perempuan dalam program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM) sangatlah besar,memang membutuhkan proses yang sangat panjang, pada awalnya sangat sulit mengikutsertakan perempuan dengan segala kerbatasannya, tetapi sering waktu perempuan dapat menyadari posisinya dalam pembangunan terutama  dalam kegiatan infrastruktur.
Di PNPM Mandiri Perkotaan prosentase keterlibatan perempuan cukup tinggi, baik dari sesi perencanaan sampai pada sisi pelaksanan kegiatan. Ditingkat RT/RW mereka terlibat dalam musyawarah untuk menentukan kegiatan apa yang akan menjadi prioritas utama di RT/RW tersebut, dalam pengambilan keputusan ditingkat kelurahan, banyak perempuan yang duduk di lembaga keswadayaan masyarakat (LKM) baik sebagai kordinator ataupun anggota, dimana setiap keputusan layak atau tidaknya kegiatan infrastruktur mereka ikut memutuskannya.
Pada saat pelaksanaan kegiatan keterlibatan perempuan lebih pada penyiapan komsumsi dan manajemen keuangannya, di titik akhir  yaitu pada pemeliharaan hasil pembangunan keterlibatan perempuan lebih dominan untuk menjaga agar apa yang sudah dibangun tetap terawat dan terjaga dengan baik sehingga proses pembangunan dapat berjalan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.  Mereka pun bisa sama dengan para laki-laki dalam memberi kontribusi pada pembangunan bangsa ini, khususnya pembangunan infrastruktur. Majulah Kartini-Kartini Indonesia! [PL-Lampung]

Hasil Kajian    :
Terdapat beberapa pengulangan kata yang dianalisis dalam artikel ini, berikut beberapa pengulangan kata yang saya :
Hasil kajian

1.         Perempuan 24 kali pengulangan dalam artikel. Perempuan didefinisikan sebagai seorang perempuan dalam kepemimpinan terutama dalam pembangunan sekarang ini sangat dibutuhkan dalam segi pemikiran dan kreasi untuk mengembangkan dalam mewujudkan tujuan.
            Contoh : Di sinilah perempuan mengambil peranan penting. Sebagai contoh instansi tempat penulis bekerja, sebelum suatu bangunan dikerjakan
2.         Pembangunan 16 kali pengulangan dalam artikel. Pembangunan didefinisikan  sebagai infrastruktur pembangunan prasarana,  politik pembangunan yg mengarah kepada keinginan perasaan  arti warga negara aktif atau terlibat dalam berbagai kegiatan politik.
            Contoh            : Mereka pun bisa sama dengan para laki-laki dalam memberi kontribusi pada pembangunan bangsa ini, khususnya pembangunan infrastruktur
3.         Infrastruktur 14 kali pengulangan dalam artikel. infrastruktur didefinisikan sebagai kebutuhan dasar fisik pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi sektor publik dan sektor privat  sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan  agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik.
              Contoh : . Para kontraktor / konsultan perempuan ini tak kalah gesit dan tegas dalam memimpin pelaksanaan suatu proyek pembangunan infrastruktur atau jasa konsultansi lainnya.
4.           kontraktor  6 kali pengulangan dalam artikel. kontraktor didefinisikan sebagai sebuah badan/lembaga/orang yang mengupayakan atau melakukan aktifitas pengadaan baik berupa barang maupun jasa yang dibayar dengan nilai kontrak yang telah disepakati.
              Contoh : Selain turun langsung untuk mengawasi dan memberi arahan kerja pada para pekerja perusahaan penyedia barang/jasa (kontraktor)
5.           Instansi 4 kali pengulangan dalam artikel. Instansi didefinisikan sebagai badan pemerintah umum (spt jawatan, kantor): kejadian (pelanggaran, penemuan, dsb) itu harus secepat-nya dilaporkan kpd -- yg berwenang.

              Contoh :  Jika pekerjaan pembangunan telah mulai dilaksanakan, beberapa perempuan di instansi ini akan memulai pekerjaannya sebagai pengawas lapangan

0 komentar:

Posting Komentar