Partenogenesis
“komodo”
Bayi komodo partenogenetik di Kebun Binatang Chester,
Inggris.
Sungai, seekor komodo di Kebun Binatang London, telah
bertelur pada awal tahun 2006 setelah dipisah dari jantan selama lebih dari dua
tahun. Ilmuwan pada awalnya mengira bahwa komodo ini dapat menyimpan sperma
beberapa lama hasil dari perkawinan dengan komodo jantan di waktu sebelumnya,
suatu adaptasi yang dikenal dengan istilah superfekundasi.
Pada tanggal 20 Desember 2006, dilaporkan bahwa Flora,
komodo yang hidup di Kebun Binatang Chester, Inggris adalah komodo kedua yang
diketahui menghasilkan telur tanpa fertilisasi (pembuahan dari perkawinan). Ia
mengeluarkan 11 telur, dan 7 di antaranya berhasil menetas.
Peneliti dari Universitas Liverpool di Inggris utara
melakukan tes genetika pada tiga telur yang gagal menetas setelah dipindah ke
inkubator, dan terbukti bahwa Flora tidak memiliki kontak fisik dengan komodo
jantan. Setelah temuan yang mengejutkan ini, pengujian lalu dilakukan terhadap
telur-telur Sungai dan mendapatkan bahwa telur-telur itupun dihasilkan tanpa
pembuahan dari luar.
Komodo memiliki sistem penentuan seks kromosomal ZW, bukan
sistem penentuan seks XY. Keturunan Flora yang berkelamin jantan, menunjukkan
terjadinya beberapa hal. Yalah bahwa telur Flora yang tidak dibuahi bersifat
haploid pada mulanya dan kemudian menggandakan kromosomnya sendiri menjadi
diploid; dan bahwa ia tidak menghasilkan telur diploid, sebagaimana bisa
terjadi jika salah satu proses pembelahan-reduksi meiosis pada ovariumnya
gagal.
Ketika komodo betina (memiliki kromosom seks ZW)
menghasilkan anak dengan cara ini, ia mewariskan hanya salah satu dari
pasangan-pasangan kromosom yang dipunyainya, termasuk satu dari dua kromosom
seksnya. Satu set kromosom tunggal ini kemudian diduplikasi dalam telur, yang
berkembang secara partenogenetika. Telur yang menerima kromosom Z akan menjadi
ZZ (jantan); dan yang menerima kromosom W akan menjadi WW dan gagal untuk
berkembang.
Diduga bahwa adaptasi reproduktif semacam ini memungkinkan
seekor hewan betina memasuki sebuah relung ekologi yang terisolasi (seperti
halnya pulau) dan dengan cara partenogenesis kemudian menghasilkan keturunan
jantan. Melalui perkawinan dengan anaknya itu di saat yang berikutnya
hewan-hewan ini dapat membentuk populasi yang bereproduksi secara seksual,
karena dapat menghasilkan keturunan jantan dan betina.Meskipun adaptasi ini
bersifat menguntungkan, kebun binatang perlu waspada kerena partenogenesis
mungkin dapat mengurangi keragaman genetika.
Pada 31 Januari 2008, Kebun Binatang Sedgwick County di
Wichita, Kansas menjadi kebun binatang yang pertama kali mendokumentasi
partenogenesis pada komodo di Amerika. Kebun binatang ini memiliki dua komodo
betina dewasa, yang salah satu di antaranya menghasilkan 17 butir telur pada
19-20 Mei 2007. Hanya dua telur yang diinkubasi dan ditetaskan karena persoalan
ketersediaan ruang; yang pertama menetas pada 31 Januari 2008, diikuti oleh
yang kedua pada 1 Februari. Kedua anak komodo itu berkelamin jantan.
Reff ; http://id.wikipedia.org/wiki/Komodo
0 komentar:
Posting Komentar