MAKALAH TENTANG KEBUDAYAAN MANUSIA DENGAN PENDIDIKAN
Nama :
Mala Rohima N
NPM :
14212397
Kelas
: 1EA04
Tugas : Ilmu budaya Dasar
Tema : Hubungan Manusia dan Kebudayaan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia pada
umumnya sangat berhubungan erat dengan pendidikan . manusia juga disebut mahklus social yang tidak dapat
hidup sendiri . Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu”
(Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau
makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah
manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau
realitas. Manusia juga tidak luput dari pendidikan agar menjadi manusia tersebut
bias mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk melalui pendidikan tersebut
. pendidikan juga berupaya untuk melestarikan atau memelihara pendidikan atau
bisa disebut juga
“ Education as Cultural Conservation ”.
Pendidikan
merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kualitas hidup dalam segala aspek
kehidupan dan sekaligus sebagai upaya pewarisan nilai – nilai budaya bagi
kehidupan manusia.
Sehubung dengan itu penuis akan
membahas tentang “Kebudayaan Manusia dan
Pendidikan” mengingat tugas
manusia dalam melestarikan dan menjaga kebudayaan adalah suatu keharusan agar
tidak terpengaruh oleh kebudayaan lainnya. Kita harus menjaga keaslian budaya
kita karena kebudayaan tersebut merupakan warisan dari nenek moyang kita dahulu
dan jangan sampai anak cucu kita bahkan tidak mengenali kebudayaan Indonesia
itu sendiri, sangat disayang kan jika hal itu terjadi . apalagi sekarang banyak
sekali kebudayaan barat yang sudah masuk ke jiwa-jiwa pemuda jaman
sekarang sehingga sedikit demi sedikit
kebudayaan kita akan luntur dimakan jaman .
B. Rumusan Masalah
1.
Hubungan manusia dan kebudayaan
2.
Hubungan manusia dan pendidikan
3.
Kaitan manusia, kebudayaan dan pendidikan
C. Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui hubungan manusia dan kebudayaan
2.
Untuk mengetahui hubungan manusia dan pendidikan
3.
Untuk mengetahui kaitan manusia, kebudayaan dan pendidikan
BAB II
ISI
A.
Hubungan Manusia dan Kebudayaan
Manusia adalah makhluk yang tidak
dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan satu dengan yang lainnya . Di samping itu, setiap individu mempunyai dunia dan tujuan
hidup masing – masing. Terdapat hubungan timbal balik antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Terdapat
hubungan timbal balik antara individu dengan sesamanya dalam rangka mengukuhkan
eksistensinya masing – masing maka hendaknya terdapat keseimbangan antara
individualitas dan sosialitas pada setiap manusia.
Manusia juga tidak luput dari kebudayaan, sejak lahir saja manusia sudah
dilakukan sejak lahir , contoh sederhana adalah saat lahir bayi pasti menangis
lalu dipakaikan bedong, nah bedong itulah kebudayaan nenek moyang kita
terdahulu yang masih di gunakan atau dipake cara seperti itu hingga sekarang. Manusia dan kebudayaan merupakan
salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai
makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan
melestarikannya secara turun temurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari
dan juga dari kejadian - kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat
erat berkaitan satu sama lain.
Kebudayaan
berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Kebudayaan mempunyai sifat normatif,
karena diarahkan oleh nilai – nilai yang diakui bersama di dalam suatu
masyarakat
. Definisi Kebudayaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari,
dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
B.
Hubungan Manusia dan Pendidikan
Manusia disebut
“Homo Sapiens”. Artinya, makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu
pengetahuan. Salah satu insting manusia
adalah selalu cenderung ingin mengetahui dan selalu ingin tahu segala sesuatu
disekelilingnya, yang belum diketahuinya. Berawal dari rasa ingin tahu maka
timbulah ilmu pengetahuan. Dalam hidupnya manusia digerakan sebagian oleh
kebutuhan untuk mencapai sesuatu, dan sebagian lagi oleh tanggung jawab sosial
dalam masyarakat. Manusia bukan hanya mempunyai kemampuan-kemampuan, tetapi
juga mempunyai keterbatasan-keterbatasan, dan juga tidak hanya mempunyai
sifat-sifat yang baik, namun juga mempunyai sifat-sifat yang kurang baik.
Melalui
pendidikan manusia dapat mengetahui yang mana yang baik ataupun tidak baik
untuk dirinya sendiri. Dan melalui
pendidikan kita dapat mengontrol diri kita
sendiri utuk menghadapi masalah dan berperilaku sopan dengan segala peraturan
dan norma-norma yang ada melalui pendidikan. Dalam hal pendidikan seorang manusia tidak cukup
hanya dengan memberi tambahan pengetahuan, tetapi harus di bekali juga dengan
rasa percaya yang kuat dalam pribadinya. Pertambahan pengetahuan saja tanpa
kepercayaan diri yang kuat, niscaya mampu melahirkan perubahan ke arah positif
berupa adanya pembaharuan baik fisik maupun mental secara nyata, menyeluruh dan
berkesinambungan. Sekolah atau
pendidikan formal adalah salah satu saluran atau media dari proses pembudayaan
Media lainnya adalah keluarga dan institusi lainnya yang ada di masyarakat. Secara umum pendidikan formal biasanya mulai dari :
1.
TK ( Taman
Kanak-kanak )
2.
SD (Sekolah
Dasar)
3.
SMP (
Sekolah Menengah Pertama )
4.
SMA (
Sekolah Menegah Atas )
5.
D3 (Diploma
3)
6.
S1 (Strata
1 )
7.
S2 (Strata
2 )
8.
S3 (Strata
3 ) dst.
C.
Kaitan Manusia, Kebudayaan dan Pendidikan
Proses kebudayaan melalui pendidikan
formal (enkulturasi)
adalah upaya membentuk perilaku dan sikap seseorang yang didasari oleh ilmu
pengetahuan, keterampilan sehingga setiap individu dapat memainkan perannya
masing-masing. Dengan demikian, ukuran keberhasilan pembelajaran dalam konsep
enkulturasi adalah perubahan perilaku siswa. Hal ini sejalan dengan 4 (empat)
pilar pendidikan yang dikemukakan oleh Unesco, Belajar bukan hanya untuk tahu (to
know), tetapi juga menggiring siswa untuk dapat mengaplikasikan pengetahuan
yang diperoleh secara langsung dalam kehidupan nyata (to do), belajar
untuk membangun jati diri (to be), dan membentuk sikap hidup dalam
kebersamaan yang harmoni (to live together). Untuk itu, pembelajaran
berlangsung secara konstruktivis (developmental) yang didasari oleh
pemikiran bahwa setiap individu peserta didik merupakan bibit potensial yang
mampu berkembang secara mandiri.
Tugas
pendidikan adalah memotivasi agar setiap anak mengenali potensinya sedini
mungkin dan menyediakan pelayanan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki serta
mengarahkan pada persiapan menghadapi tantangan ke depan. Pendidikan mengarah
pada pembentukan karakter, performa yang konkrit (observable) dan
terukur (measurable) yang berkembang dalam tiga ranah kemampuan, yaitu:
kognitif, psikomotor, dan afektif. Pengembangan kemampuan pada ketiga ranah
tersebut dilihat sebagai suatu kesatuan yang saling melengkapi.
Untuk menjamin kekonsistenan antara tujuan pendidikan dengan
pembentukan manusia yang berbudaya (enkulturasi), perlu dirancang desain
pembelajaran di sekolah yang tidak terlepas dari kondisi kehidupan nyata.
Antara dunia pendidikan dan dunia nyata terkait dengan hubungan sinergis.
Dengan demikian, antara nilai-nilai yang ditanamkan dengan pengetahuan akademis
terikat dengan hubungan yang kontinum. Tidak satupun dari komponen ilmu
pengetahuan yang terlepas dari nilai dan norma budaya. Proses pembelajaran yang
demikian dapat digambarkan melalui diagram berikut ini.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manusia
merupakan makhluk yang berbudaya dan berpendidikan . Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak
lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk
menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya
sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha
menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang
gelar manusia berbudaya. Dan manusia juga membutuhkan pendidikan agar semuanya
menjadi sempurna, menjadi manusia yang lebih baik dan bisa memanfaat kelebihan
yang kita punya dan dapat melestarikan kebudayaan dari nenek moyang kita agar generasi
yang akan dating tidak terpengaruh dengan budaya luar atau budaya barat.
Daftar Pustaka
Wahyudin, D. dkk. ( 2010 ) Pengantar Pendidikan.
Jakarta : Universitas Terbuka.
http://hadirukiyah.blogspot.com/2010/07/hubungan-kebudayaan-dengan-pendidikan.html
http://fikrieanas.wordpress.com/budaya-dan-pendidikan/
0 komentar:
Posting Komentar